powereD bY

Powered by Blogger

Sunday, March 29, 2009

Penawar Villa.

Kejadian ini berdasarkan pengalaman teman saya Rudi semasa masih bersekolah di salahsatu SMA diBogor. Saat itu hari sudah lewat tengah malam sekitar pukul 2 pagi, dia bersama saudara-saudarnya bertiga pulang dari arah bogor menuju Cipanas menaiki sebuah mobil sedan yang dikendarai oleh teman saya Rudi. Di sepanjang perjalanan menuju puncak, jalanan sudah sangat sepi hanya sedikit jumlah kendaraan yang masih melintas berlawanan arah dengan mobilnya dan di sepanjang jalan pun hampir semua toko sudah tutup dan hanya tersisa warung-warung kopi.

Sesampainya di puncak, udara pun berubah menjadi sejuk bercampur dingin dan disepanjang jalan tersebut juga hanya ada warung-warung jagung bakar yang sudah jarang didatangi pembeli serta orang-orang yang berdiri di pinggir jalan sambil menawarkan villa dengan memegang triplek yang bertuliskan villa dari bahan kertas metalik. Mereka bertiga tetap menyusuri jalan puncak sambil bercanda di dalam mobil. Lalu setelah melalui puncak pass menuruni gunung, didaerah tersebut di sebelah kiri jalan tampak hutan pinus yang gelap gulita. Dari kejauhan mereka melihat ada tangan orang yang sedang melambai-lambaikan triplek yang bertuliskan VILLA yang tampak silau dari kejauhan, saat itu mereka bertiga masih asik bercanda sampai akhirnya mereka melintasi si penawar villa tersebut dan ternyata hanya ada tangan hingga lengan saja yang melambai-lambaikan tanda tersebut. Pada saat itu juga teman saya Rudi langsung bergegas menancap gas mobilnya, dan seketika keadaan didalam mobil menjadi hening.

0 comments: